Select Page

Steel Standard

Dengan beragamnya jenis baja tentu diperlukan sebuah standards of steel atau standarisasi atau norma-norma yang disusun dan diedarkan oleh lembaga-lembaga normalisasi/standarisasi yakni aturan yang dikeluarkan oleh asosiasi, institusi suatu negara produsen material, yang meliputi : pengaturan cara penulisan, pengelompokan, pengkelasan, penserian suatu material. Hampir tiap negara memiliki standarisasi/normalisasi sendiri.

Dengan kode standar suatu baja misal AISI 1045, AISI 4140, AISI 4340 dapat diketahui kode baja ini menggunakan standar negara Amerika. AISI = American Iron and Steel Institute. Bila menggunakan kode JIS S45C, JIS SCM440, JIS SCM439 berarti menggunakan standar negara Jepang, JIS (Japanese Industrial Standard). Bila menggunakan kode DIN 1.1730, DIN 7225, DIN 6582 berarti menggunakan standar negara Jerman, DIN (Deutsches Institut für Normung).

AISI 1045 = JIS S45C = DIN 1.1730 = DIN 1730 adalah jenis baja yang sama dengan penamaan berbeda sesuai dengan standar negara masing-masing, Amerika, Japan dan Jerman. Maka steel grade suatu baja di suatu negar dengan kode standar sesuai negaranya dapat diketahui equivalentnya di negara lain.

Secara internasional diberlakukan standar/norma internasional untuk seluruh dunia yakni ISO (International Standard Organization)/ International Organization for Standardization.

Standards of steel di berbagai begara :

DIN (Deutsches Institut für Normung)/German institute for standardization, standar Negara Jerman.
NEN (Nederland Engineering Norm), standar Negeri Belanda.
JIS (Japanese Industrial Standard), standar Negara Jepang.
BS (British Standars), standar Negara Inggris.
EN (Euronorm/European Standard), standar Negara Eropa
AISI (American Iron and Steel Institute),standar Negara Amerika.
ASTM (American Society for Testing Materials), Standar Pengujian Material dari Asosiasi Amerika.
SNI (Standard Nasional Indonesia), standar Negara Indonesia.

Dengan standarisasi/normalisasi ini maka penyalur/penjual dan konsumen/pembeli tahu benar apa yang mereka bicarakan karena mempunyai acuan yang sudah ditentukan dari suatu produk dan dengan mudah mencari ekivalen produk yang sesuai aplikasi material.

Jenis-jenis baja dapat dikelompokkan menurut berbagai cara, misalnya:

* Menurut sifat-sifat mekanisnya : Fe 360, Fe 510, St 37, St 41, St52, St 60, dsb.
* Menurut Susunan Kimianya: C 45, 42CrMo 4, X 12 CrNi 188, dsb
* Menurut Tujuan Pemakaiannya: baja mesin (machinery steel), baja tahan karat (stainless steel), baja perkakas (tool steel), baja pegas (spring steel), dsb.

Menurut standar Eropa (Euronorm 20-74), baja / steel dikelompokkan sebagai berikut :

* Baja Bukan Paduan
* Baja Paduan (alloys steel).

steel
Baja standar JIS S45C dalam bentuk pelat yang telah dipotong sesuai permintaan

Dan dibuat lagi pembagian lebih lanjut berdasarkan penerapannya, yakni:
* Baja untuk pemakaian umum
* Baja Berkualitas
* Baja Istimewa

Baja Untuk Pemakaian Umum (Mild Steel)

ialah baja yang dibuat dalam jumlah besar dan tidak ditujukan untuk diberi perlakuan panas lanjutan. Misalnya Fe 360, Fe 430, ST 37, ST 41, ST 52, dsb. Baja-baja ini dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi pada umumnya yang tidak memerlukan syarat-syarat lain kecuali kekuatan dan keliatan serta kemudahan untuk diproses las/pengelasan (welding).

Baja Berkualitas

Baja jenis ini memerlukan perhatian lebih besar karena harus memenuhi persyaratan yang lebih tinggi menyangkut struktur dan kecocokan untuk perlakuan panas (heat treatment). Contohnya: C45, C 60, dsb.

Baja Istimewa (Special Steel)
Baja ini memerlukan perhatian dalam cara  pengolahannya dan memenuhi syarat kemurnian dan kecocokan untuk proses perlakuan panas.

Yang termasuk baja ini adalah:
* Baja-baja perkakas (tool steel)
* Baja-baja C dengan kemurnian lebih tinggi.
* Baja-baja paduan yang diperlukan untuk diberi perlakuan panas.

Euronorm 27-74 membagi baja menjadi dua kelompok :
*. Kelompok I : Jenis baja atas dasar sifat-sifat mekanisnya atau kemungkinan penerapannya.
*  Kelompok II: Jenis baja berdaskan susunan kimianya

Kelompok I (Jenis baja berdasarkan sifat mekanik).

Untuk standar Eropa menggunakan simbol Fe dan dapat diikuti dengan :
– Sebuah bilangan yang menunjukkan persyaratan kekuatan tarik minimum yang harus dipenuhi baja tersebut (dalam satuan N.mm2). Misal : Fe 360 (baja dengan kekuatan tarik minimal sebesar 360 N/mm2).

– Huruf E, diikuti bilangan yang menunjukan persyaratan batas luluh/lumer minimum yang harus dipenuhi baja tersebut (dalam satuan N/mm2).

Misal : Fe E 230 (baja dengan batas luluh minimal yang dijamin sebesar 230 N/mm2).

Dibelakang bilangan kekuatan tarik atau batas luluh dapat pula ditempatkan huruf A,B,C atau D yang menunjukkan ukuran ketidakpekaan untuk kepatahan yang getas. (D berarti sangat tidak peka).

Dapat juga ditempatkan sebuah angka di belakangnya untuk menunjukkan kualitas lain, atau sebuah kode huruf untuk menunjukkan kecocokan tertentu dari baja tersebut.

Standar Steel Eropa menggunakan juga misal kode EU 25 (Euronorm 25).

Simbol baja juga dapat dinyatakan atas dasar kemungkinan penerapannya dan diikuti angka yang menunjukkan ukuran kecocokan. Misal P berarti cocok untuk baja yang ditarik dalam, dan B cocok untuk pemakaian  di dalam beton bertulang. Umpamanya: FeP 04 adalah baja untuk penarikan dalam ekstra, dan FeB 215 adalah baja beton dengan batas luluh/lumer minimum yang dijamin sebesar 215 N/mm2.

Umumnya baja yang dinyatakann dengan Fe adalah baja untuk pemakaian umum (mild steel).

Dapat diperoleh di pasaran dalam bentuk balok-balok profil, panjang tipis (strip) dan pelat. Dalam kualitas yang lebih tinggi dapat diperoleh dalam kondisi budar (as).

Bila menyangkut sebagai baja cor/aja tuang, maka Fe diikuti simbol G dan sebuah bilangan, misal Fe G 440 ialah baja cor/tuang dengan kekuatan tarik minimum 440 N/mm2.

Standarisasi DIN Jerman mengenal pernyataan seperti itu dari baja konstruksi, namun tidak menggunakan Fe sebagai simbol, tetapi St (Stahl) diikuti kekuatan
tarik dalam satuan kgf/mm2. Misal St 37 adalah baja dengan kekuatan tarik yang dijamin sebesar 37 kgf/mm2 dan ini kira-kira sama/ekivalen dengan Fe 360.

Kelompok II (Jenis baja / steel berdasarkan susunan kimianya)

Yakni menyangkut jenis baja dimana susunan kimianya harus menjamin tercapainya nilai-nilai tertentu pada waktu pengolahan-pengolahan tertentu. dalam hal ini kita membicarakan baja bukan paduan pada jenis-jenis baja karbon dimana unsur C (karbon) sebagai bagian yang penting. Menurut Euronorm 27-74 jenis baja ini dinyatakan dengan huruf C diikuti kadar karbon (dalam %), dikalikan dengan angka 100.

Simbol C dapat didahului oleh sebuah angka kualitas 1, 2, atau 3, dimana angka 3 merupakan kualitas terbaik. misal: 1 C 45, 1 C 60, dst. Kualitas 2 dan 3 (baja istimewa) merupakan baja dengan kualitas kemurnian lebih tinggi daripada kualitas 1.

Bilangan kadar karbon dapat diikuti oleh sebuah simbol kimia dari sebuah unsur yang ditambahkan dalam jumlah-jumlah kecil untuk memperoleh sifat-sifat tertentu yang khusus.

Steel Standard – Kode dan Type Baja

Menurut aturan SAE (Society of Automotive Engineers)

1XXX – Baja simple (Plain Carbon Steel)
13XX – Baja berkandungan Mangan
2XXX – Baja paduan Nikel
23XX – Baja dengan kandungan Nikel 3.5%
25XX – Baja dengan kandungan Nikel 5.0%
3XXX – Baja paduan Nikel dan Chrome
4XXX – Baja paduan Molybdenum
40XX – Baja paduan Molybdenum
41XX – Baja paduan Chrome dan Molybdenum
43XX – Baja paduan Chrome, Molybdenum, dan Nikel
46XX – Baja paduan Molybdenum dan Nikel
48XX – Baja paduan Molybdenum dan Nikel
5XXX – Baja paduan Chrom
51XX – Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom rendah
52XX/52XXX – Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom sedang
53XX – Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom tinggi
6XXX – Baja paduan Chrom dan Vanadium
86XX – Baja paduan Nikel, Chrom, dan Molybdenum
87XX – Baja paduan Nikel, Chrom, dan Molybdenum
92XX – Baja paduan Mangan dan SilikonPada aturan kode ini, dua huruf X terakhir adalah merupakan nilai kandungan karbon (khusus yang kandungan karbon 1% keatas, angkanya 5 deret, dan X tanda kandungan karbon ada 3 X). Sebagai contoh 1095 kandungan karbon adalah 0.95%, 52100 kandungan karbon adalah 1.00%, 9260 kandungan karbon adalah 0.60%

Menurut aturan AISI (American Iron and Steel Institute): 

A – Air hardening steel. Baja dengan proses hardening dengan media pendingin udara
D – Die steel. Baja yang pada mulanya diperuntukkan untuk proses pressing untuk membentuk, untuk membolongi, dan mencetak
F – Carbon/Tungsten alloy. Baja paduan dengan Tungsten
H – Hot work. Baja yang diperuntukkan untuk mengerjakan pekerjaan pada temperatur tinggi.
L – Low Alloy. Baja dengan kandungan paduan rendah
M – Molybdenum Alloy. Baja paduan Molybdenum
O – Oil hardening steel. Baja dengan proses hardening dengan media pendingin minyak (oil quenching).
P – Mold steel alloy. Baja yang diperuntukkan untuk mengerjaan pekerjaan molding/pengecoran.
S – Shock resistant steel. Baja dengan ketahanan benturan tinggi. baja dengan keuletan tinggi.
T – Tungsten alloy steel. Baja paduan Tungsten
W – Water hardening steel. Baja dengan proses hardening dengan media pendingin air

Optimized by Optimole
Verified by MonsterInsights